Rangkasbitung merupakan
kota kecamatan yang sudah ada semenjak zaman penjajahan Belanda, pada masa itu Rangkasbitung menjadi kota satelit yang
cukup maju. Rangkasbitung merupakan ibukota dari Kabupaten Lebak, dimana seluruh
aktifitas pemerintahan Kabupaten Lebak berada di Rangkasbitung. Kata
Rangkasbitung berasal dari kata rangkas dan bitung. rangkas artinya “Patah”,
dan “bitung” merupakan nama pohon bambu. Tata letak kota menganut pada
sistem kerajaan, di mana alun-alun, masjid dan pendopo menjadi
pusat kota. Luas Rangkasbitung sekitar 6.795,61 Ha. Rangkasbitung berbatasan
dengan kabupaten Serang, disebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Cimarga dan
sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Maja.
(Gambar Alun-alun Kota Rangkasbitung
Dari
segi keadaan alam, Rangkasbitung dilewati oleh dua sungai besar yaitu sungai
Ciujung yang merupakan sungai terbesar di Provinsi Banten dan sungai Ciberang
yang dahulu di Kabupaten Bogor. Disekitar Rangkasbitung juga terdapat beberapa
gunung, yaitu Gunung Karang dan Gunung Halimun, namun dua gunung ini tidak
terdapat diwilayah kecamatan Rangkasbitung. Selain itu, di Rangkasbitung juga
masih banyak terdapat hutan-hutan. Salah satu suku asri yang terdapat di
Rangkasbitung ialah suku Baduy yang terdapat di daerah Ciboleger.
Sejarah
rangkasbitung ada dalam beberapa literatur internasional, hal ini dikarenakan
seorang asisten residen bernama Edward Douwes Dekker yang menulis sebuah buku berjudul Max Havelaar, saat
menerbitkan buk max havelaar ia menggunakan nama samaran yaitu 'Multatuli',
saat ini nama "Multatuli" dijadikan sebuah nama jalan protokol di
Kota Rangkasbitung. Namun, terdapat hal yang perlu di perhatikan di
Rangkasbitung, yaitu kemiskinanan. Masih banyak masyarakat Rangkasbitung yang
tergolong miskin, salah satu penyebabnya ialah pendidikan yang kurang, terutama
didaerah-daerah pelosok Rangkasbitung.
(Gambar salah satu pusat perbelanjaan di Rangkasbitung)
Saya sebagai salah satu masyarakat
asli Rangkasbitung berharap agar segala sesuatu yang sudah baik tetap
dipertahankan dan ditingkatkan di kota Rangkasbitung tersebut. “Kota kecil
sejuta cerita” itulah julukan Rangkasbitung dimata saya. Semoga Rangkasbitung
semakin baik dan selalu damai. Semoga segala permasalahan termasuk pendidikan
dan kemiskinan cepat terselesaikan. Salam untuk kotaku, Rangkasbitung
sejahtera.
(Gambar stasiun kota Rangkasbitung)
(Gambar jalan Multatuli, jalan protokoler di Rangkasbitung)
Sumber:
- http://daphotography.mywapblog.com/wisata-di-kampung-budaya-baduy.xhtml
- http://daphotography.mywapblog.com/aja.xhtml
- http://www.stad.com/index.php?city_id=1992143
1 komentar:
Saya suka main ke Rangkasbitung
ReplyPosting Komentar