Jepang memiliki
lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir Lautan
Pasifik di timur benua Asia. Istilah Kepulauan
Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara ke selatan, Hokkaido,
Honshu,
Shikoku,
dan Kyushu,
serta Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu.
Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari pegunungan
yang berhutan-hutan
dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang curam
berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa bumi, kondisi
tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu, permukiman penduduk
terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah satu negara berpenduduk terpadat di dunia.
Gempa bumi
berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang
karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng
tektonik. Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami.
Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.[36]
Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Jepang adalah Gempa bumi Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995.
Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak sumber mata air panas, dan
sebagian besar di antaranya telah dibangun sebagai daerah tujuan wisata.
Gempa Bumi dan tsunami Sendai 2011
(東北地方太平洋沖地震 Tōhoku
Chihō Taiheiyō-oki Jishin, secara harfiah
"Gempa Bumi lepas pantai Samudra Pasifik wilayah
Tōhoku") adalah sebuah gempa Bumi dorongan
kuat berkekuatan 9,0 yang mengakibatkan gelombang
tsunami
setinggi 10 metre (33 ft).Gempa ini berkekuatan 7 berdasarkan skala
intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di utara Prefektur
Miyagi, Jepang.
Laporan awal menyatakan kekuatan sebesar 7,9, sementara peringatan tsunami JMA menyebutkan 8,4, dan
akhirnya 9,0. Fokus gempa Bumi
dilaporkan berada di lepas pantai Semenanjung Oshika,
pantai timur Tōhoku pada 11 Maret 2011, pukul 05:46 UTC (14:46
waktu setempat) pada kedalaman 24.4 kilometre
(15.2 mil). Laporan
Japanese National Police Agency (JNPA) menyatakan bahwa 15.269 tewas dan 8.526
lainnya hilang di enam prefektur meski dikhawatirkan jumlah korban
tewas jauh lebih tinggi.
(Gmbar kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami Sendai)
Kali ini, gempa
berkekuatan 7,3 pada skala Richter melanda Kota Kumamoto, Prefektur Kumamoto,
pada Sabtu (16/04) pukul 01.25 waktu setempat. Gempa dengan kedalaman 10
kilometer itu menewaskan tiga orang, menurut stasiun televisi NHK.
Sesaat setelah gempa terjadi,
peringatan tsunami dikeluarkan. Namun, peringatan itu dicabut 50 menit
kemudian. Gempa pada Kamis (14/04) menyebabkan
sembilan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya cedera. Sebanyak 40.000
orang telah meninggalkan rumah mereka selagi 130 gempa susulan berlangsung.
(Gambar kerusakan bangunan rumah akibat gempa Kumamoto)
Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi
di 231 mil timur Pulau Honshu, Jepang, Sabtu (26/10/2013) dini hari. Gempa
tersebut tidak menimbulkan adanya tsunami.Survey Geologi Amerika
Serikat (USGS) mencatat kekuatan gempa ini pada 6.1 SR dengan kedalaman pusat
gempa 20,5 mil. Episentrum gempa berada di lepas pantai Prefektur Fukushima, sekitar 200 km
arah timur laut Tokyo di mana gedung-gedung mengalami guncangan.
(Gambar kerusakan akibat gempa Honshu)
Cara orang Jepang
menyelamatkan diri dari gempa, yang patut kita tiru:
1. Masyarakat Jepang rajin melakukan pelatihan bencana. Di dekat pintu, mereka mempersiapkan ransel yang berisi air botolan, makanan kering atau makanan kalengan, obat-obatan P3K, uang tunai, pakaian kering, radio, senter, dan beberapa baterai pengganti. Masyarakat bisa menambahkan suplemen, kacamata, obat-obatan khusus, atau makanan bayi dalam tas khusus mereka. Alat-alat penyelamatan gempa bahkan dijual di supermarket.
2. Pelatihan menghadapi bencana dilakukan secara rutin, bahkan dijadikan mata pelajaran khusus di sekolah-sekolah dasar.
3. Kekayaan Jepang sebagian diinvestasikan untuk membangun gedung dan infrastruktur tahan gempa. Mahal memang, tapi menurut ahli, kebijakan ini terbukti telah menyelamatkan ribuan jiwa.
4. Pemerintah daerah atau pemerintah lokal dilatih secara khusus untuk mengumumkan terjadinya bencana dan melakukan evakuasi secara cepat. Mereka juga dilatih untuk mendistribusikan makanan dan selimut di tempat-tempat penampungan.
5. Masyarakat Jepang tahu mereka harus melindungi kepala dengan meja yang kuat, agar tidak kejatuhan benda-benda keras. Lalu, di bawah lindungan meja, itu, dengan cepat mereka mematikan aliran gas, dan memastikan pintu tetap terbuka untuk mengurangi resiko terjebak di antara reruntuhan.
6. Penduduk Jepang dianjurkan menyimpan sepatu di bawah tempat tidur dan sepeda di halaman. Sepatu untuk mengamankan kaki dari pecahan kaca. Sedangkan sepeda adalah alat transportasi yang paling tepat saat gempa.
1. Masyarakat Jepang rajin melakukan pelatihan bencana. Di dekat pintu, mereka mempersiapkan ransel yang berisi air botolan, makanan kering atau makanan kalengan, obat-obatan P3K, uang tunai, pakaian kering, radio, senter, dan beberapa baterai pengganti. Masyarakat bisa menambahkan suplemen, kacamata, obat-obatan khusus, atau makanan bayi dalam tas khusus mereka. Alat-alat penyelamatan gempa bahkan dijual di supermarket.
2. Pelatihan menghadapi bencana dilakukan secara rutin, bahkan dijadikan mata pelajaran khusus di sekolah-sekolah dasar.
3. Kekayaan Jepang sebagian diinvestasikan untuk membangun gedung dan infrastruktur tahan gempa. Mahal memang, tapi menurut ahli, kebijakan ini terbukti telah menyelamatkan ribuan jiwa.
4. Pemerintah daerah atau pemerintah lokal dilatih secara khusus untuk mengumumkan terjadinya bencana dan melakukan evakuasi secara cepat. Mereka juga dilatih untuk mendistribusikan makanan dan selimut di tempat-tempat penampungan.
5. Masyarakat Jepang tahu mereka harus melindungi kepala dengan meja yang kuat, agar tidak kejatuhan benda-benda keras. Lalu, di bawah lindungan meja, itu, dengan cepat mereka mematikan aliran gas, dan memastikan pintu tetap terbuka untuk mengurangi resiko terjebak di antara reruntuhan.
6. Penduduk Jepang dianjurkan menyimpan sepatu di bawah tempat tidur dan sepeda di halaman. Sepatu untuk mengamankan kaki dari pecahan kaca. Sedangkan sepeda adalah alat transportasi yang paling tepat saat gempa.
7.
Masyarakat Jepang mengaktifkan peringatan gempa di telepon genggamnya.
Anak-anak di sekolah memiliki pelindung kepala tahan api di mejanya
masing-masing. Tak hanya itu, simulator gempa canggih juga digunakan untuk
membiasakan anak-anak dengan getaran gempa.
8. Pemerintah Jepang memastikan pusat energi nuklir dan kereta listrik akan mati secara otomatis ketika bumi bergetar dalam batas tertentu.
8. Pemerintah Jepang memastikan pusat energi nuklir dan kereta listrik akan mati secara otomatis ketika bumi bergetar dalam batas tertentu.
Sumber :
- http://internasional.kompas.com/read/2013/10/26/0108552/Gempa.Bumi.7.6.SR.Landa.Jepang
- http://www.tribunnews.com/internasional/2016/04/21/kerugian-akibat-gempa-bumi-kumamoto-jepang-diperkirakan-mencapai-100-miliar-yen
- http://www.dw.com/id/gempa-bumi-yang-disusul-tsunami-menghantam-jepang/a-14905086
- http://nasional.news.viva.co.id/news/read/95764-ini_cara_orang_jepang_selamat_d