Bukan Kemiskinan, tapi Lingkaran Setan



            Kemiskinan adalah hal yang selalu ada dan tidak akan pernah selesai di dunia ini. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara lain bahkan negara-negara maju pun masih terdapat rakyat atau golongan miskin. Mungkin lebih tepat kita bukan menyebutnya “miskin “ atau “kemiskinan”, lebih tepatnya adalah “lingkaran setan”. Mengapa harus lingkaran setan? Apakah arti dari lingkaran setan dan hubungannya dengan kemiskinan?
            Lingkaran biasa menggambarkan suatu yang tidak pernah putus, tidak pernah selesai dan tidak pernah berhenti, dan setan biasanya menggambarkan sebagai suatu hal buruk, sesuatu yang menakutkan dan lambang dari segala bentuk hal yang tidak baik. Sama halnya dengan kemiskinan yang tidak pernah terselesaikan di dunia ini, begitu layak sekali disebut sebagai lingkaran setan. Kita ambil contoh suatu kasus yang melambangkan kemiskinan atau lingkaran setan ini. Ada suatu keluarga miskin beranggota empat orang, ayah, ibu dan kedua anaknya lelaki dan perempuan. Sang ayah dan ibu tidak memiliki pendidikan yang tinggi, jadi mereka hanya membukan sebuah warung rokok didepan rumahnya. Pendapatan dari warung yang mereka miliki hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari. Untuk masak, untuk biaya sekolah putra-putri mereka dan untuk menutupi modal usaha mereka.Sang Ibu sibuk mengurus kedua anaknya yang masih duduk di bangku SD dan pekerjaan rumah. Jadi, sang Ayahlah yang menjadi tulang punggung keluarga sepenuhnya. Suatu waktu terjadilah musibah, sang Ayah terkena penyakit dan membuatnya tidak dapat menjaga warung seperti biasanya. Si Ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga saja terpaksa merangkap pekerjaan sang Ayah. Karena itu, urusan rumah dan urusan mengurus anak akan terbagi waktunya. Disamping itu semua, sang Ibu juga harus memikirkan biaya pengobatan sang Ayah. Lalu bagaimana nasib sang ana? Bagaimana masa depan sang anak? Sudah pasti akan bernasib kurang lebih seperti orang tua mereka. Karena Ayah mereka sakit-sakitan dan Ibu menanggung semua biaya pengobatan sang Ayah yang belum tentu menghasilkan kesembuhan. Sang anak haruslah mencari pemasukan bagi keluarga mereka, akhirnya mereka mengamen dan pendidikan mereka di sekolah dihentikan. Akhirnya, si anak yang tidak mempunya pendidikan yang cukup untuk melamar pekerjaan yang layak, hanya meneruskan usaha Ayah dan Ibunya yang kecil-kecilan tersebut. Itulah mengapa kemiskinan lebih tepatnya disebut lingkaran setan.
            Bagaimana cara menghentikannya? Lingkaran setan ini tentu saja memiliki banyak aspek yang patut diperhatikan. Aspek-aspek tersebut ialah pendidikan, kesehatan dan pekerjaan. Misalnya pada aspek pendidikan, tanpa pendidikan otomatis pekerjaan akan sulit didapat, jika tidak ada pekerjaan, tidak ada pendapatan, karena kurangnya pendapatan, segala kebutuhan baik makanan, minuman dan kebutuhan penunjang hidup sehat tidak dapat terpenuhi, dan akhirnya kesehatan menurun dan jatuh sakit. Begitu pula aspek lainnya, jika salah satu aspek itu tidak terlaksana, maka akan berdampak pada aspek lain. Jadi cara yang bisa kita lakukan untuk keluar dari lingkaran setan ini adalah “menjaga semua aspek dalam kehidupan tersebut berlangsung dengan baik dan lancar”. Istilah “hidup itu kejam” memang benar, namun kita harus menghentikan kekejaman tersebut dengan berjuang dan semangat. Dan satu lagi hal yang penting, berdoa kepada Tuhan, agar semua hal dalam hidup kita berjalan dengan lancar.

Posting Komentar