Smart
city atau yang dikenal dengan kota pintar ialah sebuah bentuk kota yang
memudahkan masyarakat dengan pengelolaan sumber daya yang efisien dan
mengintegrasikan informasi langsung kepada masyarakat perkotaan. Ide smart city
ini didasarkan pada bagaimana sumber daya manusia dapat mengkoordinasikan
seluruh elemen-elemen dari suatu kota agar menciptakan lingkungan perkotaan
yang pintar. Berawal dari warga yang pintar maka mampu menciptakan kota yang
pintar.
(Gambar Landscape Smart Cities)
Berbagai
kota di dunia sudah banyak yang menerapkan konsep smart city ini. Konsep smart
city ini terbukti efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga menciptakan
kemakmuran warganya. Terdapat dua jenis indikator dalam konsep smart city ini,
yaitu indikator tolok ukur dan indikator tata kelola kota.
Indikator
tolok ukur ialah indikator yang dijadikan tolok ukur untuk pencapaian sebuah
kota cerdas, antara lain:
1.Smart living, berkaitan dengan fasilitas kebudayaan,
kesehatan, kualitas tempat tinggal dan keamanan.
2 2.Environment (lingkungan), berkaitan
dengan melindungi lingkungan dan mencegah polusi.
3 3.Utility (prasarana), berkaitan dengan
fasilitas publik untuk masyarakat dan kenyamanan menggunakannya.
4 4.Economy (ekonomi), berkaitan dengan
produktivitas tinggi, kewiraswastaan dan kemampuan bertranspormasi.
5 5.Mobility (mobilitas), berkaitan
dengan infrastruktur dan sistem transportasi yang berkelanjutan.
6.Governance (pemerintah), berkaitan
dengan strategi dan perspektif politik, transparansi dan komunitas partisipasi
dalam membuat keputusan. 7.People (masyarakat), berkaitan dengan
keragaman, partisipasi masyarakat dalam kehidupan publik dan kreativitas.
Indikator tata kelola kota yaitu membuat kota
dengan tata kelola yang berkelanjutan atau terus menerus, antara lain: smart development
planning (rencana pengembangan), smart green open space (daerah penghijauan),
smart transportation (trasnportasi), smart waste management (pengelolaan
sampah), smart water management (pengelolaan air), smart building (gedung) dan
smart energy (energi). Delapan indikator ini bertujuan untuk membuat tata
kelola kota yang berkelanjutan. Konsep smart city juga diharapkan dapat
mengatasi kemacetan parah yang telah menjadi masalah selama bertahun-tahun.
(Gambar Penerapan Konsep Smart City di Yokohama, Jepang, dengan tahapan pengembangan tata kota yang berlangsung secara berkelanjutan)
Menurut
Prof. Dr. Suhono Harso selaku Chairman Institute for Innovation and Entrepreneurship
Development Institut Teknologi Bandung (ITB), jika terdapat indikator-indikator
tersebut, belum lengkap bila tidak adanya elemen pendukung dalam smart city. Smart
city akan terbangun dengan lima teknologi pendukung yang pintar yaitu,
komunikasi dari satu mesin ke mesin lain, komputasi awan, media sosial,
teknologi Geographical Information System (GIS) dan sensor pintar. Sensor pintr
memiliki peran visual yang sangat penting dalam smart city yang memiliki konsep
utama yaitu sensing, understanding dan acting. Sensor pintar misalnya dapat
berperan dalam mengetahui daerah dimana kendaraan dalam keadaan merayap, dengan
adanya sensor di lampu lalu lintas akan membuat lampu hijau untuk kendaraan
merayap lebih lama menyala dari pada untuk kendaraan yang lancar.
Selain
teknologi, diperlukan juga masyarakat yang cerdas untuk dapat mewujudkan smart
city ini. Menurut pengamat perkotaan Wicaksono Saroso, percuma saja jika
diterapkan konsep kota pintar berbasis teknologi tetapi masih banyak ditemukan
perilaku masyarakatnya yang tidak cerdas seperti: menerobos lampu merah, buang
sampah sembarangan dan lainnya. Menurut Saroso, dalam penerapan kota cerdas
dibeberapa negara, mereka sudah matang dalam penanganan masalah banjir,
kemacetan lalu lintas, mengatasi ledakan penduduk, pengadaan air bersih dan
lainnya.
(Gambar Command Centre di Bandung sebagai penerapan atribut Smart City)
Beberapa
kota besar di Indonesia seperti Bandung dan Surabaya kini mulai menerapkan
atribut kota pintar. Bandung telah memberikan layanan akses internet di taman
kota, mencanangkan kartu pintar tarif kendaraan umum, dan mendirikan command
centre. Surabaya berhasil dalam melibatkan masyarakatnya untuk berpartisipasi
dalam menjadikan kotanya sebagai smart city. Jakarta sebagai Ibu Kota kini juga
sedang berupaya menuju kota metropolitan yang menerapkan konsep smart city.
Semoga smart city terus-menerus dapat diterapkan di kota-kota diseluruh
Indonesia dan dunia, sehingga kehidupan masyarakat semakin maju dan sejahtera.
Sumber :
Sumber :
- Majalah Technokonstruksi edisi Juni 2015, halaman 64 sampai 67
- http://nicolasruslim.com/blog/catatan-nico/apa-itu-smart-city/
- http://www.plimbi.com/news/158601/smart-city-konsep-kota-cerdas
Posting Komentar