TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR
DISUSUN :
NAMA :
LUDHAN WIJAYA
NPM :
13315872
KELAS :
1TA07
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya berterima kasih
kepada Bapak Emilianshah Banowo yang telah memberikan tugas makalah ini sebagai
bahan pembelajaran saya mengenai budaya nasional.
Dengan selesainya makalah
ini, saya berharap dapat menambah pengetahuan, wawasan dan informasi kita
mengenai budaya nasional tepatnya pertunjukan seni Reog bagi para pembaca. Semoga makalah yang jauh dari sempurna ini
dapat membantu kita dalam mengembangkan budaya nasional.
Pondok Aren,
Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................4
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Reog..................................................................................................5
2.2 Pementasan Reog dan tokoh-tokoh..............................................................7
2.3 Kontroversi dan perkembangan
Reog............................................................9
BAB 3 :
PENUTUP...............................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki
berbagai jenis budaya yang membanggakan, seperti seni tari, upacara adat,
makanan dan minuman khas daerah, berbagai jenis baju adat dan pertunjukan seni.
Pertunjukan seni bukanlah sesuatu yang hanya ditonton untuk hiburan semata,
pertunjukan budaya memiliki unsur sejarah, makna serta sebagai identitas bangsa
Indonesia. Salah satu pertunjukan seni yang terkenal di Indonesia adalah
pertunjukan seni Reog.
Reog
adalah kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat laut dimana
kota Ponorogo berada dan dianggap sebagai kota asal Reog. Kota Ponorogo sebagai
kota yang dikenal sebagai kota asal Reog memiliki gerbang kota yang dihiasi
oleh warok dan gemblak yang merupakan dua sosok yang tampil pada saat
pertunjukan Reog. Reog juga dikenal sebagai budaya yang kental dengan unsur
mistik, ilmu kebatinan dan dunia hitam.
Pertunjukan
seni Reog biasanya dilakukan saat hari keagamaan dan hajatan. Reog merupakan
budaya yang masih bertahan sampai sampai sekarang serta dikenal hingga
mancanegara. Reog pada saat ini mengalami perkembangan terutama pada tanana
musik dan tariannya. Pada tahun 2007, Malaysia pernah mengklaim Reog sebagai
budaya, kejadian tersebut membuktikan bahwa pemerintah Indonesia kurang
menghargai Reog sebagai budaya nasional.
2.2 Rumusan Masalah
Ada
beberapa hal yang menjadi permasalahan dari makalah pertunjukan seni Reog ini,
antara lain :
1. Bagaimana sejarah pertunjukan seni
Reog dari awal berada sampai saat ini?
2. Siapa saja tokoh-tokoh dalam
pertunjukan seni Reog dan bagaimana pementasannya?
3. Apa saja perkembangan dan kontroversi
dari pertunjukan seni reog?
2.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah pertunjukan seni Reog ini, antara lain :
1. Mengetahui sejarah pertunjukan seni
Reog dari awal sampai saat ini.
2. Mengetahui tokoh-tokoh dalam
pertunjukan seni Reog dan pementasannya.
3. Mengetahui perkembangan dan
kontroversi dari pertunjukan seni Reog.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Reog
Ada
lima versi sejarah yang menceritakan asal-usul Reog, namun terdapat satu cerita
diantaranya yang diyakini sebagai sejarah asli dari Reog. Cerita tersebut
berawal dari pemberontakan Ki Ageng Kutu seorang abdi kerajaan Majapahit
dibawah pimpinan raja Bhre Kertabhumi yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng
Kutu murka terhadap pengaruh istri Kertabhumi yang berasal dari Tiongkok dan
pemerintahan Kertabhumi yang korup. Ia melihat bahwa dua hal tersebut merupakan
awal keruntuhan kerajaan Majapahit. Ki Ageng Kutu memutuskan untuk meninggalkan
kerajaan dan mendirikan perguruan. Di perguruan tersebut ia mengajarkan seni
bela diri, ilmu kekebalan serta ilmu kesempurnaan kepada anak-anak muda dengan
harapan mereka menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit. Mengetahui
kekuatan pasukan yang terlalu kecil, Ki Ageng Kutu membuat pertunjukan Reog
sebagai sarana untuk menyampaikan pesan politisnya kepada masyarakat kerajaan
Majapahit. Pertunjukan Reog berisi sindiran kepada raja Kertabhumi akan
pemerintahan yang sedang ia pimpin serta sindiran kepada pihak kerajaan. Pertunjukan Reog semakin terkenal di kalangan
masyarakat lokal dan digunakan Ki Ageng Kutu untuk melawan kerajaan.
Dalam
pertunjukan Reog tersebut, ditampilkan tokoh berupa topeng kepala singa yang disebut
“Singa Barong”, raja hutan yang melambangkan Kertabhumi, serta bulu-bulu merak
yang ditancapkan diatasnya seperti kipas yang melambangkan pengaruh kuat para
rekan dari Tiongkok. Jatilan yang diperankan oleh penari gemblak yang
melambangkan pasukan kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras
dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang
melambangkang Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singa barong
seberat 50kg dengan giginya. Semakin populernya pertunjukan Reog Ki Ageng Kutu
membuat Kertabhumi mengambil tindakan untuk menyerang perguruannya dan melarang
perguruan tersebut untuk melakukan pengajaran. Namun, para murid Ki Ageng Kutu
secara diam-diam tetap melanjutkan pembelajaran secara diam-diam. Meskipun demikian,
pertunjukan Reog sendiri masih boleh ditampilkan karena sudah sangat terkenal
di antara masyarakat, namun jalan ceritanya mengalami alur yang baru serta
ditambahkan tokoh-tokoh baru seperti Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan
Sri Genthayu.
Alur
cerita Reog yang telah diubah adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang dalam
perjalanan hendak melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning dicegat oleh Raja
Singabarong dari Kediri. Pasukan raja Singabarong terdiri dari merak dan singa,
sedangkan dari pihak kerajaan Ponorogo yaitu Raja Kelono, Bujung Anom wakilnya,
dan warok yakni pria berpakaian hitam yang menari serta memiliki ilmu hitam
mematikan. Seluruh tarian dalam pertunjukan Reog merupakan tarian perang antara
kerajaan Kediri melawan kerajaan Ponorogo dimana keduanya beradu ilmu hitam dan
para penari dalam keadaan “kerasukan” saat
mementaskan tariannya.
Sampai
saat ini, masyarakat Ponorogo masih mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur
mereka. Pertunjukan seni Reog merupakan aliran kepercayaan yang ada secara
turun temurun dan terjaga. Upacara Reog sulit dimengerti oleh orang awam yang
tidak memiliki garis keturunan yang jelas dan hanya mereka yang memiliki garis
keturunan parental dan hukum adat yang dapat mengerti.
Gambar pertunjukan seni Reog pada
1920-an di Ponorogo
2.2 Pementasan Reog dan tokoh-tokoh
Reog modern biasanya dipentaskan
dalam acara-acara seperti pernikahan, acara keagamaan, khitanan dan hari-hari
besar nasional. Ada sekitar 2 sampai 3 tarian pembukaan. Setelah tarian
pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya menampilkan seni
Reog.
Jika pada acara
pernikahan, pertunjukan seni Reog metampilkan adegan percintaan. Jika untuk
hajatan, khitanan atau sunatan, biasanya menceritakan cerita pendekat. Dalam
pertunjukan seni Reog selalu ada interaksi antara dalang, pemain serta penonton
yang hadir. Jika pemain kelelahan, mengganti pemain tersebut dengan pemain lain
adalah hal yang diperbolehkan dalam pementasan Reog, karena yang diutamakan
adalah kepuasan penonton,
Singa barong dalam
pertunjukan seni Reog merupakan seorang penari yang memakai topeng kepala singa
dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng tersebut
mencapai 50-60 kg dan dibawa oleh penarinya menggunakan gigi. Kemampuan penari
tersebut diperoleh dari latihan yang berat dan dipercaya diperoleh dari latihan
spiritual seperti puasa dan tapa.
Tokoh-tokoh
dalam pementasan seni Reog :
1. Jathil, ialah prajurit berkuda.
2. Warok, beasal dari kata wewarah ialah
orang yang mempunyai tekad suci.
3. Barongan (Dadak Merak), ialah
peralatan tari yang paling dominan.
4. Klono Sewandono, ialah seorang raja
sakti mandraguna yang memiliki pusaka Cemeti yang sangat hebat.
5. Bujang Ganong (Ganongan), ialah salah
satu tokoh yang enerjik, serta memiliki ilmu bela diri yang hebat.
Gambar pertunjukan seni
Reog modern.
2.3 Kontroversi dan perkembangan Reog
Pada
tahun 2007, Indonesia digemparkan oleh iklan promosi pariwisata Malaysia yang
didalamnya terdapat kesenian tari yang sangat mirip dengan Reog dari Indonesia.
Nama seni tari tersebut adalah tarian barongan dan memiliki unsur islam. Tarian
ini menggunakan topeng dadak merah yaitu topeng berkepala harimau yang
diatasnya memiliki bulu-bulu merak. Ditemukan pula topeng dadak merah tersebut
merupakan buatan pengrajin dari Ponorogo, Indonesia. Hal tersebut membuat
ribuan seniman Reog melakukan demonstrasi di depan Kedutaan Malaysia di Jakarta
Pada
akhir tahun 2007, Duta Besar Negara Malaysia yaitu Datuk Zainal Abidin Muhammad
Zain menyatakan Malaysia tidak pernah mengambil Reog sebagai kebudayaan
Malaysia. Ia mengatakan bahwa Reog yang disebut “barongan” dijumpai di Johor
dan Selangor yang dibawa oleh orang Jawa yang merantau ke Malaysia sebelum
Indonesia terbentuk, sehingga imigran itu bukan warga negara Indonesia.
Gambar demonstrasi para seniman Reog
di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta pada tahun 2007.
Pertunjukan seni Reog
mengalamai perkembangan yang cukup membanggakan bagi Indonesia, diantaranya
dalam perlombaan seni. Jawa Timur yang merupakan provinsi asal Reog begitu
antusias dalam mengembangkan budaya, salah satunya ialah pertunjukan seni Reog.
Sebagai bukti, pada Festival Nasional Kesenian di TIM Jakarta pada tahun 2011,
provinsi Jawa Timur mendapatkan lima tropy, satu diantaranya ialah tropy dari
pertunjukan seni Reog. Pada tahun 2012, pertunjukan seni Reog dari Ponorogo
mewakili Indonesia di Asian Art Festival Singapore. Suatu kebanggaan bagi
provinsi Jawa Timu serta Indonesia memiliki Reog sebagai budaya nasional.
Gambar tim pertunjukan seni Reog Indonesia
di Asian Art Festival Singapore pada tahun 2012.
BAB 3
PENUTUP
Pertunjukan
seni Reog adalah budaya bangsa sekaligus identitas tanah air kita Indonesia.
Sejarah, pementasan, dan perkembangan Reog adalah wujud kayanya Indonesia akan
budaya. Kasus pengklaiman Reog oleh Malaysia yang pernah terjadi merupakan
peringatan untuk pemerintah agar memperhatikan budaya dan tradisi yang ada di
Indonesia. Prestasi yang didapatkan dari pertunjukan seni Reog ialah bukti
bahwa Indonesia memiliki budaya yang asli, inovatif dan sangat indah. Semoga
generasi muda Indonesia dapat terus mengembangkan dan melestarikan pertunjukan
seni Reog dan budaya-budaya Indonesia lainnya.
DAFTAR PUSTAKA