Budaya Corat-coret Seragam Usai Ujian Nasional

Corat-coret seragam usai ujian nasional di Indonesia adalah budaya buruk yang setiap tahun dilakukan oleh siswa-siswi, baik SMA, SMP maupun SD. Seperti yang sering diberitakan belakangan ini, siswa-siswi kalangan SMA dan sederajat di Indonesia baru saja selesai menjalani UN atau Ujian Nasional dari tanggal 4 sampai 6 April 2016. Rabu, 6 April 2016 adalah hari terakhir UN, dan setelah ujian selesai, siswa-siswi di sejumlah daerah di Indonesia melakukan corat-coret seragam dan tidak sedikit juga yang melakukan aksi konvoi sepeda motor bahkan ugal-ugalan. Inikah hasil pendidikan Indonesia? Haruskah kita meneruskan budaya buruk ini? TIDAK.
     (Gambar aksi siswa SMA mencorat-coret seragam)      
           Saya personal baru berumur 19 tahun dan belum ada satu tahun menjadi mahasiswa, jadi suasana kelulusan SMA masih dapat saya ingat dengan jelas. Untunglah saya bukan berasal dari SMA yang melakukan aksi semacam itu. Dan memang dari SD dan SMP, saya tidak pernah melakukan hal corat-coret seragam seperti itu. Sekolah dimana saya belajar dari kecil juga tidak ada yang melakukan aksi tersebut. Saya prihatin mengenai sikap mereka yang tidak dewasa sama sekali. Menurut saya, budaya corat-coret ini bukan hanya murni kesalahan dari para siswa-siswi tersebut, pihak sekolah dan orang tua juga layak disalahkan. Mengapa? Karena pengawasan terhadap siswa-siswi tersebut adalah kewajiban mereka.
(Gambar aksi konvoi siswa-siswi SMA setelah UN)
            Banyak sekolah yang tidak menegaskan dengan sungguh bahkan melarang keras siswa-siswinya melakukan aksi corat-coret. Misalkan sekolah berani saja memberikan hukuman seperti tidak meluluskan siswa-siswi yang melakukan aksi tersebut, kemungkinan tindakan corat-coret ini akan berkurang. Selain itu juga, pihak orang tua harusnya memberi arahan dan nasehat. Lebih baik jika seragam itu disumbangkan kepada adik kelas, siswa-siswi lain yang tidak mampu membeli seragam, ataupun menjual seragam itu agar mendapat uang sebagai tambahan uang jajan. Semua itu masih lebih baik daripada mencorat-coret pakaian dan berugal-ugalan dengan motor di jalan raya. 
            Berikut adalah saran saya kepada siswa-siswi SMA sederajat:
  • Daripada kalian menghabiskan waktu untuk corat-coret dan membuat keributan di jalan raya atau daerah sekitar sekolah, lebih baik kalian memakai waktu itu untuk mempersiapkan jenjang pendidikan kalian berikutnya yaitu kuliah. Walaupun waktunya hanya sedikit, namun hal tersebut lebih baik daripada corat-coret seragam.
  • Berpikirlah dewasa, kalian adalah calon “MAHASISWA” bukan lagi “SISWA”, tetapi sudah memiliki unsur “MAHA” yang derajatnya paling tinggi. Kalian nantinya akan menjadi sederajat dalam hal pendidikan dengan guru-guru kalian. Inikah masa SMA para calon pemimpin bangsa? MALULAH kawan.
  • Gunakan waktu itu untuk berdoa dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Baru selesai UN loh, pengumuman kelulusan saja belum. Lebih baik kalian berdoa dan bersyukur, agar nilai kalian bagus dan layak masuk universitas favorite.
  • Pikirkan kedua orang tua kalian, ayah dan ibu kalian. Mereka sudah bersusah payah menyekolahkan kalian, membelikan kalian seragam, mendidik kalian dengan harapan kalian menjadi manusia yang sukses dan berkepribadian yang baik, bukannya melakukan aksi konyol dan konvoi seperti geng motor.
  • Malu pada diri kalian sendiri. Mencorat-coret seragam SMA bukanlah hal yang patut DIBANGGAKAN, apalagi sampai ada yang merobeknya. Tolong dipikir baik-baik, jika ingin memiliki kenangan manis dimasa SMA, kalian bisa melakukan hal lain. Pergilah bersama teman-teman seangkatan ke luar kota untuk berlibur, pergi makan-makan bersama dan masih banyak hal lain yang lebih positif dan membuat kenangan indah yang patut diceritakan pada anak cucu kita nanti. BUKAN CORAT-CORET SERAGAM



(Gambar Beberapa Siswi SMA dengan Seragam yang sudah di robek)
Tulisan ini hanya bukti keprihatinan saya sebagai senior para siswa-siswi SMA di Indonesia. Saya juga berharap agar generasi penerus bangsa seperti kita dapat memiliki sikap dewasa dan terhindar dari budaya memalukan seperti ini. Semoga pendidikan di Indonesia semakin baik dari tahun ke tahun.

Sumber :

  • http://www.bantennews.co.id/awas-jangan-coret-coretan-seragam-setelah-pengumuman-kelulusan-un
  • https://ibnufajar75.wordpress.com/2013/05/25/fenomena-corat-coret-baju-seragam-setelah-pengumuman-un/
  • http://www.kompasiana.com/ihsanushshabri/budaya-corat-coret-seragam-usai-pengumuman-kelulusan-un_5510a07da33311a32dba92bf
  • http://sumut.pojoksatu.id/2016/04/06/lihat-nih-pesta-pora-siswa-medan-usai-un/

Posting Komentar